Friday, January 20, 2017

NGAJI di WARTEG: Kapan Dosa Kecil Menjadi Dosa Besar?




Assalamualaikum.

Manusia adalah gudangnya salah dan alpa. Tidak ada manusia yang sempurna tanpa kesalahan ataupun dosa kepada Allah swt. Sadarkah kita bahwa dosa-dosa kecil yang kita lakukan bisa menjadi besar? Kapan dosa kecil menjadi dosa besar?

Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata:

اعلم : أن الصغيرة تكبر بأسباب : منها الإصرار والمواظبة . وفى الحديث من رواية ابن عباس رضى الله عنه، عن النبى صلى الله عليه وآله وسلم أنه قال : " لا صغيرة مع إصرار ولا كبيرة مع استغفار " . واعلم : أن العفو عن كبيرة قد انقضت ولم يتبعها مثلها، أرجى من العفو عن صغيرة يواظب عليها العبد . ومثال ذلك قطرات من الماء تقع على حجر متواليات، فإنها تؤثر فيه، ولو جمعت تلك القطرات فى مرة وصبت عليه لم تؤثر، ولهذا قال صلى الله عليه وآله وسلم " أحب العمل إلى الله أدومه وإن قل " . ومن الأسباب التي تعظم الصغائر أن يستصغر الذنب، فإن الذنب كلما استعظمه العبد، صغر عند الله تعالى، وكلما استصغره العبد، كبر عند الله تعالى، فإن استعظامه يصدر عن نفور القلب منه وكراهيته له . قال ابن مسعود رضى الله عنه : إن المؤمن يرى ذنوبه كأنه فى أصل جبل يخاف أن يقع عليه، وإن الفاجر يرى ذنوبه كذباب وقع على أنفه، فقال به هكذا . أخرجاه فى " الصحيحين "

Ketahuilah, dosa kecil bisa menjadi dosa besar karena beberapa sebab, di antaranya:



1. Melakukannya secara berulang-ulang dan terus melakukannya. 
Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi saw bahwa Beliau bersabda: “Tidak ada dosa kecil jika diulang-ulang, dan tidak ada dosa besar jika meminta ampun”. Ketahuilah memohon ampun dari dosa besar dapat meluluhkannya selama dia tidak menyusul dengan perbuatan serupa, sementara menunda memohon ampun dari dosa kecil justru akan membuat seorang hamba dipenuhi olehnya.

Perumpamaannya seperti tetesan air hujan yang banyak menimpa batu bertubi-tubi akan memberikan dampak pada batu itu, namun seandainya air itu di satukan dan disiram dalam sekali guyuran maka tidaklah berdampak pada batu itu. Oleh karena itu Nabi saw bersabda: “Amal yang paling Allah swt sukai adalah yang rutin walau sedikit.”

2. Meremehkan dosa.
Sesungguhnya ketika seorang hamba memandang besar dosanya, maka di sisi Allah swt itu kecil, kebalikannya ketika seorang hamba meremehkan dosanya maka di sisi Allah swt itu besar. Sebab, sikap memandang besar sebuah dosa lahir dari hati yang membenci dan antipati terhadap hal itu.

Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu mengatakan: “Sesungguhnya seorang mu’min memandang dosanya bagaikan sedang berada di dasar gunung yang dia khawatir akan tertimpa oleh gunung tersebut, sedangkan pelaku dosa memandang dosanya bagaikan lalat yang hingga di hudangnya saja (diremehkan, pen).” Perkataan seperti ini juga ada dalam Shahihain.

Imam Ibnu Qudamah, Mukhtashar Minhaj Al Qashidin, 4/10

Pertanyaan:

1. Jika seseorang berbuat dosa, ia sadar akan dosanya lalu memohon ampun kepada Allah tp kemudian melakukannya lagi, apakah itu termasuk meremehkan dosa?

2. Apa ada cara untuk mengasah hati kita supaya tetap peka terhadap dosa yang kita perbuat sehingga kita bisa menghindari dosa tersebut?

Jawaban:

1. Meremehkan atau tidak, tergantung sikapnya di hati. Yang jelas bertobat itu memang mesti sering, jangan mrasa sudah cukup. Dalam hadits Shahih Muslim Nabi mengatakan dirinya bertobat lebih dari 70x sehari, dalam hadits Bukhari 100x sehari.

2. Banyak melakukan ketaatan dan menghindari maksiat, itulah cara terbaik melahirkan kepekaan itu sendiri, dengan itu Allah kasih Al Furqan (pembeda). Walau ilmu kita biasa-biasa saja, dengan Al Furqan ada nurani keimanan yang akan mengatakan "ini tidak boleh". Wallahu a'lam.

Farid Nu'man Hasan


posted from Bloggeroid

1 comment:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...